Jumat, 19 Desember 2014

askep hipersensitifitas pada pasien dengan urti



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG

Urtikaria adalah suatu reaksi pada kulit yang timbul mendadak (akut)  karena pengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan perembesan cairan dari pembuluh darah.
Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk.
Dalam perjalanan penyakitnya dikenal 2 macam  urtikaria, yaitu : urtikaria akut yang timbul mendadak dan hilang dengan cepat serta urtikaria kronis yang timbul berulang-ulang atau berlangsung tiap hari selama lebih dari 6 minggu, urtikaria kronik ditandai dengan bengkak yang edema, diikuti dengan rasa gatal, papula  pada kulit.
 Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata.


1.2              RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep dasar urtikaria?
2.      Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien urtikaria?


1.3              TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Integumen.
2.      Untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan tentang penyakit urtikaria.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1       DEFENISI
            Urtikaria merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan timbulnya utrika atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan diatas permukaan kulit yang disertai rasa sangat gatal ( Ramali, Ahmad. 2000).
Jadi urtikaria merupakan reaksi dari pembuluh darah yang berupa erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbulkan bengkak berwarna merah, memutih  bila ditekan dan disertai pruritus yang hebat.
            Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin muncul di bagian kulit lain. Satu episode akut umumnya berlangsung 24-48 jam.
           
2.2       ETIOLOGI
            Urtikaria diduga disebabkan oleh beberapa hal:
1.      Obat
Obat dapat menimbulkan urtikaria baik secara imunologik maupun secara nonimunologik. Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria secara imunologi tipe I atau II. Contohnya ialah obat – obat golongan penisilin, analgesik dan lain-lain. Adapun obat secara nonimunologi langsung merangsang sel mas untuk melepaskan histamin, misalnya kodein, opium dan lain-lain.
2.      Makanan
Makanan berupa protein atau berupa bahan lainnya yang dicampurkan  ke dalami zat warna, penyedap rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria alergika. Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, sea food, kacang-kacangan dan lain-lain.


3.      Gigitan atau Sengatan Serangga
Gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat, hal ini diperantai oleh IgE (Tipe I) dan tipe seluler (tipe IV).
4.      Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, bulu binatang, dan aerosol, umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergi (Tipe I).
5.      Trauma Fisik
Trauma fisik dapat diakibatkan oleh faktor dingin, ; faktor panas, dan faktor tekanan menyebabkan urtikaria fisik, baik secara imunologik maupun non imunologik.
6.      Infeksi
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun investasi parasit.
7.      Genetik
Faktor genetik ternyata berperan pentik pada urtikaria dan angioedema, menunjukkan penurunan autosoma dominan.

2.3       PATOFISIOLOGI
            Patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas. Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast.
Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengeluarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada benjolan pada permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.

2.4       MANIFESTASI KLINIS
1.      Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.
2.      Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang panas pada sekitar benjolan tersebut.
3.      terjadi angioderma, dimana edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama di sekitar mata, bibir dan di dalam orofaring.
4.       Adanya pembengkakan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.
5.      Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru.

2.5       KLASIFIKASI
1.      Urtikaria Akut
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering terjadi penyebabnya adalah:
·         Adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu binatang/makanan.
·         Akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan dan kerangan-kerangan.
·         Akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
2.      Urtikaria Kronis
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.

3.      Urtikaria Pigmentosa
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-kadang disertai pembengkakan dan pruritus.
4.      Urtikaria Sistemik (Prurigo Sistemik)
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupa urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarna kemerahan.

2.6        KOMPLIKASI
           
1.      Urtikaria dan angiodema dapat menyebabkan rasa gatal yang menimbulkan ketidaknyamanan. Urtikaria kronik juga menyebabkan stres psikologis dan mempengaruhi kualitas hidup penderita seperti pada penderita penyakit jantung.
2.      Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebat bisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup.

2.7       PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.  Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen
2.  Skin test
3.  Pemeriksaan darah, urin dan feses
4.  Test provokasi
5.  Test eliminasi makanan
6.  Pemeriksaan histopatologik
7.  Test alergi



2.8       PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
·         Hindari alergen yang diketahui. Termasuk beberapa
makanan dan penyedap makanan, obat-obatan dan beberapa situasi seperti panas dan dingin.
·         Hindari pengobatan yang dapat mencetuskan urtiakria
seperti antibiotik golongan penisilin, aspirin dan lainnya.
·         Membuat catatan. Mencatat kapan dan dimana urtikaria
terjadi dan apa yang kita makan. Hal ini akan membantu anda dan dokter untuk mencari penyebab urtikaria.
     2. Pengobatan
          Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh sendiri yang memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin. Hidroksizin (Atarax) 0,5 ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang paling efektif untuk mengendalikan urtikaria, tetapi difenhidramin (Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga efektif. Jika perlu, dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.
          Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya menghasilkan penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat. Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6 jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria kolinergik dan urtikaria kronis.
          Penggunaan bersama antihistamin tipe H1 dan H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria kronis. Antihistamin H2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin (Periactin) (2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk urtikaria dingin. Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan penambahan berat pada beberapa penderita.
          Tabir surya merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif untuk urtikaria sinar matahari.
          Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urtikaria kronis ; dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar sehingga obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria kronis sering tidak berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang sekali, urtikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun.

2.9       ASUHAN KEPERAWATAN
            1. Pengkajian
            a. Identitas Pasien
            Nama               :...............
            Umur               :...............
            Jenis Kelemin  :...............
            b. Riwayat Kesehatan
·            Keluhan utama
        Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga datang ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan. Contohnya: pasien mengatakan gatal di daerah tubuh tertentu.
·           Riwayat Kesehatan Sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien
mengatakan nyeri beberapa lama, dimana letak nyeri dan lain-lain.
·            Riwayat Kesehatan Masa Lalu
        Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan, dan sebagainya.
·         Riwayat Kesehatan Keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut atau kronis serta melampirkan genogram klien.
            c. Pemeriksaan Fisik
·      Inspeksi : permukaan kulit banyak terdapat lesi dan bekas garukan.
·      Palpasi : adanya nyeri karena inflamasi.
           

2.  Diagnosa Keperawatan
·         Gangguan citra diri tubuh berhubungan dngan angioedema.
DO: banyak terdapat lesi pada kulit
DS: pasien mengatakan malu
Tujuan:
Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra tubuh.
Intervensi:
a.       Kaji makna perubahan pada pasien
b.      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada
penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
c.       Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas.
d.      Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan
Perasaan mereka.

·         Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan gatal.
DO: banyak terlihat bekas garukan pada kulit
DS: pasien mengatakan sulit tidur karena gatal-gatal.
Tujuan:
Kebutuhan istirahat pasien terpenuhi dan pruritus hilang atau berkurang.
Intervensi:
a.       Kaji kebiasaan tidur pasien sebelum dan selama sakit.
b.      Berikan posisi yang nyaman.
c.       Ciptakan lingkungan yang btenang dan nyaman.
d.      Anjurkan pasien untuk menghindari mengonsumsi makanan atau minuman yang berkafein pada malam hari.



·          Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
DO: pasien terlihat Gelisah
DS: pasien mengatakan takut
Tujuan: Cemas hilang atau berkurang.
Intervensi:
a.       Observasi tingkat kecemasan pasien.
b.      Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaanya.
c.       Bina hubungan yang baik antara perawat dengan pasien.
d.      Beri dorongan spiritual.
e.       Beri penjelasan tentang penyakit yang dideritanya.

·          Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
DO: pada permukaan kulit banyak terdapat lesi.
DS: pasien mengatakan nyeri
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
Intervensi:
a.       Kaji dan catat keadaan dan warna kulit.
b.      Pijat kulit dengan lembut.
c.       Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.
d.      Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloid avenoo oatmeal.

·         Resiko infeksi b.d. adanya luka akibat gangguan integritas kulit
DO: terdapat papula dan vesikel pada kulit.
DS: pasien mengatakan gatal dan nyeri.
Tujuan: Tidak terjadi Infeksi
Intervensi:
a.       Observasi adanya tanda-tanda infeksi.
b.      Jaga lingkungan pasien agar tetap bersih.
BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Urtikaria adalah reaksi vaskuler di kulit akibat faktor imunologik dan non-imunologik, biasanya ditandai dengan edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan.
Urtikaria dapat terjadi pada semua umur. Penyebabnya yaitu faktor imunologik (reaksi hipersensitivitas tipe I, II, III, IV, dan genetik) dan faktor non-imunologik (bahan kimia pelepas mediator, faktor fisik, efek kolinergik, alkohol, emosi, demam).
Gejala yang timbul biasanya berupa edema setempat yang eritem, kemudian biasanya disertai gatal. Pengobatan yang selama ini diberikan sesuai dengan kausa dan diberikan juga anti histamin.

3.2       SARAN
Penyusun sangat membutuhkan saran, demi meningkatkan kwalitas dan mutu makalah yang kami buat dilain waktu. Sehingga penyusun dapat memberikan informasi yang lebih berguna untuk penyusun khususnya dan pembaca umumnya.