Kasus Aritmia
Ners,, dada ku
sakit
Tn. B, 50 th, 2 bulan ini tidak bisa lagi ke
pasar karena kedua kakinya bengkak. Menurutnya, kurang lebih 1 tahun belakangan ini Tn. A semakin sering mengalami nyeri dada
dan pusing pasien juga mengeluh sesak nafas dan kadang disertai batuk berdahak.
Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi dan jarang memeriksakan diri. Pada
pemeriksaan TD:
150/110 MmHg irama jantung tidak teratur dan pasien mengalami sianosis. Dan
hasil dari foto dada adalah adanya pembesaran bayangan jantung.
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Nama Pasien :
Tn. B Tanggal :16 oktober 2014
Umur :
50 tahun Ruangan :
·
Diagnose
Medis : Aritmia
·
Tindakan
keperawatan yang dilakukan:
Pemasanagn EKG dan memonitoring EKG ,
·
Primary
Survey
AirWay :
ü
Saluran
pernafasan pasien dihalangi oleh sputum
Breathing :
ü
Inspeksi:
pola nafas cepat/sesak, pengembangan dada tidak simetris
ü
Palpasi
: tidak ada bunyi krepitasi
ü
Perkusi
: hipersonor
ü
Auskultasi:
mengi
Circulation :
ü
TD:150/110
MmHg, nadi: 70x/menit, RR: 37x/menit, suhu: 36,50C
Disability :
ü
GCS:
13
ü
Pupil:
responnya bagus terhadap cahaya
Exposure :
ü
Berikan
ruangan yang cukup hangat jika pasien kedinginan.
·
Web
of caution
·
Data
penting :
ü
Subjektif
:
o
Pasien
mengatakan nyeri pada dada
o
Pasien
mengatakan sering mengalami pusing
o
Pasien
mengatakan sering mengalami sesak nafas
o
Pasien
mengatakan batuknya disertai sputum
o
Pasien
mengatakan mempunyai riwayat hipertensi
ü
Objektif:
o
TD:150/110
MmHg, nadi: 70x/menit, RR: 37x/menit, suhu: 36,50C
o
Irama
jantung terdengar tidak teratur
o
Pasien
terlihat mengalami sianosis
o
Pengembangan
dada pasien tidak semetris
o
Pola
nafas pasien terlihat cepat
o
Suara
jantung hipersonor
·
Diagnose
keperawatan:
ü
Resiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan kontraktilitas miokardium
·
Tujuan
dan Kriteria hasil
ü
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam diharapkan:
ü
Criteria
hasil: mempertahankan/ meningkatkan curah jantung adekuat
·
Intervensi
Keperawatan:
ü
Pantau
tanda-tanda vital dan kaji keadekuatan
ü
Tentukan
tipe aritmia dan catat irama
ü
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat dan O2
·
Prinsip-prinsip
tindakan dan rasional
ü
Untuk
mengetahui adanya gangguan curah jantung
ü
Untuk
mengetahui intervensi selanjutnya
ü
Untuk
menjaga/memperbaiki irama jantung dan untuk meningkatkan jumlah sediaan O2 pada
jantung.
·
Bahaya-bahaya
yang mungkin muncul terjadi akibat
tindakan tersebut dan cara pencegahannya
ü
Bahaya
yang mungkin muncul kehilangan esadaran dan cara pencegahannya pantau selalu
TTV dan tingkat kesadarannya.
·
Hasil
yang didapat
ü
Subjektif:
o
Pasien
mengatakan sekarang lebih mudah untuk bernafas
o
Pasien
mengatakan nyeri dada berkurang
ü
Objektif:
o
TD:130/10
MmHg, nadi: 65x/menit, RR: 27x/menit, suhu: 35,50C
o
Irama
jantung pasien mulai terlihat teratur
·
Identifikasi
tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/diagnose tersebut mandiri dan kolaborasi
ü
Mengajarkan
teknik relaksasi nafas dalam dan imajinasi untuk mengurangi
Nyeri
·
Evaluasi
diri
TEORI ARITMIA
1.
Pengertian
Gangguan irama jantung
atau aritmia merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada infark
miokardium. Aritmia atau
disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
2.
Etiologi
Penyebab
dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut ini
dalam sistem irama-konduksi jantung :
a.
Irama abnormal dari pacu jantung.
b.
Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian
lain dari jantung.
c.
Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewaktu
menghantarkan impuls melalui jantung.
d.
Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
e.
Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada
hamper semua bagian jantung.
f.
Beberapa kondisi atau penyakit
yang dapat menyebabkan aritmia adalah Peradangan
jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena
infeksi).
g.
Gangguan sirkulasi koroner (atherosclerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
h.
Karena obat
(intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia
lainnya.
i.
Gangguan keseimbangan elektrolit
(hiperkalemia, hipokalemia).
j.
Gangguan
pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung.
k.
Gangguan
psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
l.
Gangguan
metabolic (asidosis, alkalosis)
m.
Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme).
n.
Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
o.
Gangguan irama jantung karena
karmiopati atau tumor jantung.
p.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
(fibrosis system konduksi jantung)
3. Manifestasi klinis
a.
Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah jantung menurun berat
b.
Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
c.
Nyeri dada
ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
d.
Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e.
demam;
kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
4. Klasifikasi
Pada umumnya
artimia dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
a.
Gangguan pembentukan impuls
Ø Gangguan
pembentukan impuls di sinus
Takikardia sinus, bradikardi sinus, artimia sinus,
henti sinus.
Ø Gangguan
pembentukan impuls di artria (aritmia atrial)
Ekstrasistol atrial, takiakardia atrial, gelepar
atria, fibrilasi atrial, pemacu kelana atrial.
Ø Pembentukan
impuls di penghubung AV (aritmia penghubung) Ekstrasistole penghubung AV,
takikardia penghubung AV, irama lolos penghubung AV.
Ø Pembentukan
impuls di ventricular (artimia ventricular)
Ekstrasistole ventricular, takikardia ventricular,
gelepar ventricular, fibrilasi ventricular, henti ventricular, irama lolos
ventricular.
b.
Gangguan penghantaran impuls
Ø Blok sino
atrial, blok atrio-ventrikular, blok intraventrikular.
5.
Pemeriksaan
penunjang
a.
EKG
b.
Monitor
holter
c.
Foto dada
d.
Skan pencitraan miokardia
e.
Tes stres latihan
f.
Elektrolit
g.
Pemeriksaan obat
h.
Pemeriksaan tyroid
i.
Laju sedimentasi
j.
GDA/nadi oksimatri
6.
Penatalaksanaan
1.
Terapi medis
yaitu pemberian obat-obatan.
2.
Terapi
mekanis mencakup kardioversi, defibrilasi, Defibrilator, kardioverter, implantabel, dan Terapi pacemaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar