Senin, 08 Desember 2014

askep bilas lambung



BAB I
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan  dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube). Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya. Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna asam atau alkali, pada adanya kejang, atau setelah mencerna hidrokarbon atau petroleum disuling. Hal ini terutama berbahaya setelah mencerna agen korosif kuat. Kumbah lambung merupakan metode alternatif yang umum pengosongan  lambung, dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung toksik. Selama lavage, isi lambung dapat  dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Selama dilakukan bilas lambung, cairan yang dikeluarkan akan ditampung untuk selanjutnya diteliti racun apa yang terkandung.
B.     Tujuan
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung yaitu sebagai berikut:
  1. untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
  2. untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
  3. untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
C.    Cairan yang Digunakan
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.
 D.    Indikasi
Indikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
  1. pasien keracunan makanan atau obat;
  2. persiapan tindakan pemeriksaan lambung;
  3. persiapan operasi lambung;
  4. pasien dalam keadaan sadar;
  5. keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh menit;
  6. gagal dengan terapi emesis;
  7. overdosis obat/narkotik;
  8. terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas;
  9. mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut;
  10. dekompresi lambung;
  11. sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
 E.     Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
  1. keracunan oral lebih dari 1 jam;
  2. pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
  3. pasien yang menelan benda asing yang tajam;
  4. pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.
 F.     Persiapan Pelaksanaan Prosedur
Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung, akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.
 G.    Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas lambung yaitu sebagai berikut:
  1. selang nasogastrik/ diameter besar atau selang Ewald diameter besar;
  2. spuit pengirigasi besar dengan adapter;
  3. saluran plastic besar dengan adapter;
  4. pelumas larut air;
  5. air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin, larutan bikarbonat natrium, jus jeruk, karbon teraktivasi);
  6. wadah untuk aspirat;
  7. gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea dengan cuv yang dapat dikembungkan;
  8. wadah untuk spesimen.
 Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan :
1.      Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika induksi muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
2.      Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka posisikan klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi dan mencegah aspirasi.
3.       Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien harus dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
4.       Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar ( > 28 Fr ) untuk memudahkan aliran irigasi cairan.
5.       Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang digunakan sebaiknya sesuai suhu tubuh.
6.       Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.
7.       Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah, karakteristik, bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.
Prosedur pada tindakan bilas lambung pada kasus perdarahan lambung :
1.      Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil tidak cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan darah yang menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya perdarahan.
2.      Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi menggunakan tekanan rendah.
3.      Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong (collection bag) yang diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur klien.
4.      Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700 ml
5.      Pastikan bahwa aliran cairan lancer, begitu juga dengan system drainasenya.
6.      Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada selang atau perubahan posisi selang.
7.      Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan menggeser kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat langsung seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin time.







KESIMPULAN
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya. Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna asam atau alkali, pada adanya kejang, atau setelah mencerna hidrokarbon atau petroleum disuling.















DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzane C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar