Minggu, 07 Desember 2014

askep hernia



MAKALAH
SISTEM PENCERNAAN
ASKEP PADA PASIEN HERNIA



 






DISUSUN OLEH:
MERI HANDAYANI
RESTU DIANA PUTRI



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2013/2014





KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASKEP HERNIA” Sebagai Tugas Sistem Peencernaan.
Disini penulis hanya sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon uluran tangan pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis tentunya tidak dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing.        
Semoga dengan adanya makalah ini, akan membawa manfaat terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dapat memotivasi kita semua dalam mencapai cita-cita dan masa depan.

Bukittinggi, 28 Oktober 2013


                                                                                                           Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................          i
DAFTAR ISI ......................................................................................           ii         
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .......................................................................            1
1.2  Rumusan Masalah ..................................................................            1
1.3  Tujuan …………. ..................................................................            2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Defenisi  ……….................................................................            3
2.2  Etiologi……………………………..….……………………             3
2.3  Klasifikasi............……………................................................           5
2.4  Patofisiologi................………………………………………            5
2.5  Manifestasi Klinis ...................……………………………...            6
2.6  Pemeriksaan Penunjang........………………………………..            6
2.7  Penatalaksanaan ..............……………………………...........            7
2.8  komplikasi       ........................................................................            8
2.9  ASKEP....................................................................................           9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................           13
3.2 Saran.......................................................................................           13
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

I.1.       Latar Belakang
 Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan termasuk  hernia.   
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%.Laki-laki paling sering terkena (85% kasus).Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan.Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2: 1).25% pasien menderita hernia bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.

I.2.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep penyakit hernia?
2.      Bagaimana penatalaksaaan penyakit hernia?
3.      Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang menderita hernia?

I.3.       Tujuan
                        Untuk mengetahui bagaimana konsep penyakit hernia, penatalaksanaannya dan bagaimana asuhan keperawatannya pada pasien yang menderita hernia.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Defenisi
            Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).
Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya.
            Hernia merupakan suatu benjolan atau penonjolan isi perut dari rongga normal melalui lubang kongenital atau penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding abdomen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut atau usus dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital atau melemahnya area dinding abdomen.

2.2.      Etiologi
            Menurut Giri Made Kusala (2009), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hernia adalah:
1.      Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan  tekanan dalam rongga perut.
2.      Jenis kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
 Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
3.      Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
4.      Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
5.      Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
6.      Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
7.      Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut.
8.      Penyakit yang menyertai
            Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinali.
2.3.      Klasifikasi
1.      Menurut tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis dan sebagainya.
2.      Urut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya.
3.      Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya). Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen winslowi, hernia obturatoria).
4.      Causanya : hernia congenital, hernia traumatika, hernia visional dan sebagainya.
5.      Keadaannya : hernia responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata,                   hernia strangulata.

2.4.      Patofisiologi
   Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia.
 Karena organ-organ  selalu  melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dandapat menyebabkan ganggren.
2.5.      Manifestasi klinis
Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
2.6.      Pemeriksaan Penunjang
1.                   Laparoskopi
Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
2.                   Pemeriksan darah lengkap DL lebih spesifik leukosit 10000-18000/ul
3.                   EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
4.                   USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
5.                   Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
2.7.      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan hernia menurut cecily. L. Betz (2000) adalah sebagai berikut:
1.      Penatalaksanaan medis
a.       Konservatif
·         Reposisi
Adalah tindakan memasukan kembali isi hernia ke tempatnya. Tindakan ini tidak dilakukan pada hernia inguinal strangulate. Kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan dengan caratangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arh cincin dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak dilakukan pada umur 2 tahun dengan cara menidurkan anak dengan memberikan sedative dan es di atas benjolan hernia.
·         Bantalan penyangga
Adalah tindakan yang dilakukan hanya bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi tidak menyembuhkan dan harus dipasang seumur hidup, sebaiknya cara seperti ini tidak digunakan karena menimbulkan komplikasi adalah dapat merusak kulit dan tonus otot disekitar dinding perut.
b.      Operatif ( tindakan pembedahan)
                 Pengobatan operatif atau tindakan pembedahan merupakan pengobatan satu-satu nya pengobatan yang rasional pada hernia inguinal lateralis indikasi operatif sudah ditegakkan begitu diagnosis ditemukan. Pada dasarnya prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomy dan hernioraphy.
·         Herniotomy adalah dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian reposisi. Kantong hernia di jahit, ikat setinggi
mungkin lalu di potong.
·         Hernioraphy, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
2.8.      Komplikasi
1.       Hernia berulang,
2.       Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
3.       Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah,
4.       Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
5.       Setelah herniografi dapat terjadi hematoma,
6.       Fostes urin dan feses,
7.       Residip,
8.       Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.




2.9.      Askep
1. Pengkajian
               a. identidas klien
               Nama                           :................
               Umur                           :.................
               Jenis Kelamin              :.................
                        b. Keluhan Utama:
·         nyeri pada rongga abdomen, mual muntah.
c.  Riwayat Keluarga
·         apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
d. Pemeriksaan fisik
·         inspeksi: adanya pembengkakan atau penonjolan pada dinding abdomen.
·         Palpasi: nyeri tekan pada abdomen
·         Auskulultasi: Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
·         Perkusi : Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen.
2. Diagnosa keperawatan
·         Nyeri b.d. agen pencedera fisik: kompresi saraf,spasme otot.
Ø  Tujuan: Nyeri  hilang dengan spasme terkontrol.
Ø  Kriteria Hasil:
§  Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.
§  Mengungkapkan metode yang dapat menghilangkan nyeri.
§  Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.
§  Ekspresi rileks dan tenang
Ø  Rencana Tindakan
§  Kaji tingkat rasa nyeri meliputi ( catat lokasi, lama, dan faktor penyebab)
§  Minta pasien untuk menentukan skala 0-10
§  Pertahankan tirah baring
§  Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler, fowler atau terlentang)
§  Batasi aktivitas selama nyeri datang
§  Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
§  Berikan kesempatan untuk mengungkapkan masalahnya
§  Kolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
·         Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan metode koping
Ø  Tujuan: cemas hilang atau berkurang
Ø  Kriteria hasil:
§  Cemas berkurang
§  Ekspresi wajah tenang dan rileks
Ø  Rencana Tindakan:
§   Kaji tingkat kecemasan pasien
§   Tentukan pemecahan masalah yang dilakukan pasien
§   Berikan informasi yang benar dan jawab dengan jujur pertanyaan pasien
§   Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalahnya
§   Catat perilaku orang terdekat yang bisa meningkatkan peran sakit
§   Kolaborasi untuk konsultasi ke pelayanan sosial konselor

·         Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi
Ø  Tujuan: Kebutuhan tidur kembali normal
Ø  Kriteria hasil:           
§  Meningkatnya kemampuan untuk tidur.
§  Kualitas dan kuantitas tidur normal
Ø  Rencana Tindakan: 
§   Berikan kesempatan untuk beristirahat atau tidur
§   Anjurkan latihan tidur pada siang hari
§   Evaluasi tingkat stress, orientasi sesuai perkembangan hari
§   Berikan lingkungan yang tenang
§   Batasi pengunjng beri waktu istirahat
·         Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis,pengobatan dan tindakan berhubungan dengan kurangnya informasi
Ø  Tujuan : pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan bertambah
Ø  Kriteria hasil:       
§   Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya  
§   Melakukan kembali gaya hidup.
§   berpartisipasi dalam pengobatan dan perawatan
Ø  Rencana Tindakan:
§   Jelaskan kembali proses penyakit, prognosis, serta pembatasan kegiatan
§   Berikan informasi tentang berbagai hal tentang penyakitnya
§   Intruksikan untuk melakukan mekanika perubahan tubuh
§    Diskusikan mengenai pengobatan dan jelaskan efek sampingnya
§     Diskusikan tentang kebutuhan diet
§   Minta pasien untuk mengulang kembali penjelasan tentang penyakit, pengobatan dan perawatan nya.





BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Hernia adalah penonjolan dari isi perut dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital ataupun didapat. Hernia dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, atau akibat tekanan rongga perut yang meninggi.Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3.2.      Saran
kami menyarankan agar masyarakat lebih sadar dan dapat mengawasi anggota keluarga akan penyakit hernia yang terjadi karena sebagian dinding rongga lemah yang merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir. 
Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan mengenai penyakit hernia.


















DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. E. Marilyn (2000), rencana asuhan keperawatan, edisi 3, Jakarta: EGC.

Price. A. Silvia (2002), Pathophysiolg : Clinical Concepts of Disease Processes,                  (dr. Brahm U. Pendit. dkk: penerjemah) volume 2, edisi 6, Jakarta: EGC.

Brunner & Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1, EGC,Jakarta.
At  a Glance Ilmu Bedah, Pierce A. Grace. Neil R.Borley, Penerjemah dr. Vidhia Umami, edisi 3, Jakata, Erlangga.

3 komentar:

  1. ramuan tradisional untuk obat asam urat adalah obat yang banyak dicari oleh wanita, dan pria yang berumur di atas 30 tahun, karena banyak yang terkena penyakit asam urat. bahkan sekarang di bawah umur 30 tahun sudah terkena asam urat akut. jika penyakit sudah parah akan mengakibatkan persendian tidak bisa bergerak. tetapi anda tidak usah khawatir, karena sekarang sudah muncul obat untuk asam urat herbal tradisional berkhasiat tinggi. obat asam urat yang alami ampuh dari dulu tradisional ini adalah salah satu obat herbal asam urat dan kolesterol menahun tradisional berkhasiat tinggi, dan obat asam urat herbal tradisional terbaik alami ampuh dari dulu. tidak hanya bisa dijadikan untuk obat asam urat dan testimoni penderita asam urat, tetapi bisa juga mengobati kolesterol tinggi.
    jika anda mencari obat untuk mengobati asam urat dan kolesterol tinggi, disini tempatnya menjual cari obat untuk mengobati asam urat paling ampuh. sedikit bahasan tentang jual herbal obat untuk penyakit asam urat, obat untuk mengobati asam urat tanpa zat kimia ini adalah obat untuk penyakit asam urat terbaik tanpa zat kimia. jika anda sudah bosan dengan obat kimia, jangan khawatir karena ini adalah obat tradisional untuk penyakit asam urat akut tanpa zat kimia. produk kami menjual obat asam urat kualitas terjamin terbaik. banyak yang sudah menggunakan info tentang obat untuk penyakit asam urat dan memberikan testimoni yang positif.

    BalasHapus
  2. Thank you for the information and content is a good article Obat Herbal Asam Urat

    BalasHapus
  3. thank you for the information, visit my website at obat gondok

    BalasHapus