MAKALAH
SISTEM
PENCERNAAN
ASKEP
PADA PASIEN HERNIA
DISUSUN
OLEH:
MERI
HANDAYANI
RESTU
DIANA PUTRI
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN
STIKES
FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASKEP HERNIA” Sebagai Tugas Sistem
Peencernaan.
Disini penulis hanya
sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon uluran tangan pembaca untuk dapat
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis tentunya tidak dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing.
Semoga dengan adanya makalah ini, akan
membawa manfaat terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dapat memotivasi kita
semua dalam mencapai cita-cita dan masa depan.
Bukittinggi,
28 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI
......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
....................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah
.................................................................. 1
1.3
Tujuan ………….
.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Defenisi …………................................................................. 3
2.2
Etiologi……………………………..….…………………… 3
2.3
Klasifikasi............……………................................................ 5
2.4
Patofisiologi................……………………………………… 5
2.5
Manifestasi Klinis ...................……………………………... 6
2.6
Pemeriksaan Penunjang........……………………………….. 6
2.7
Penatalaksanaan ..............……………………………........... 7
2.8
komplikasi ........................................................................ 8
2.9
ASKEP.................................................................................... 9
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................. 13
3.2
Saran....................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme
dimana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah
secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini
terjadi perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan termasuk
hernia.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden
hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%.Laki-laki paling
sering terkena (85% kasus).Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama
kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan.Hernia pada sisi kanan lebih
sering daripada sisi kiri (2: 1).25% pasien menderita hernia
bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%),
selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
konsep penyakit hernia?
2. Bagaimana
penatalaksaaan penyakit hernia?
3. Bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien yang menderita hernia?
I.3. Tujuan
Untuk mengetahui
bagaimana konsep penyakit hernia, penatalaksanaannya dan bagaimana asuhan
keperawatannya pada pasien yang menderita hernia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Secara umum
Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ
internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang
mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut
(Griffith, 1994).
Hernia atau usus turun adalah
penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ melalui lubang pada
struktur disekitarnya.
Hernia merupakan suatu benjolan atau
penonjolan isi perut dari rongga normal melalui lubang kongenital atau penonjolan
usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding abdomen.
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi
perut atau usus dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital atau
melemahnya area dinding abdomen.
2.2. Etiologi
Menurut Giri Made Kusala (2009),
hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hernia adalah:
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang
dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan
penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
tekanan dalam rongga perut.
2. Jenis
kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi
pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat
reproduksi.
3. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga
terdekat yang pernah terkena hernia.
4. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk
di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
Peningkatan
tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
5. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan
lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya
hernia.
6. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang
berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot
abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
7. Kelahiran
prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui
kanalis inguinalis tersebut.
8.
Penyakit yang menyertai
Penyakit penyerta yang
sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran
kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit
kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini
dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan
keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinali.
2.3. Klasifikasi
1.
Menurut tofografinya : hernia
inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis dan sebagainya.
2.
Urut isinya : hernia usus halus, hernia
omentum, dan sebagainya.
3.
Menurut terlibat/tidaknya : hernia
eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya). Hernia inferna
tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen winslowi, hernia
obturatoria).
4.
Causanya : hernia congenital, hernia
traumatika, hernia visional dan sebagainya.
5.
Keadaannya : hernia responbilis, hernia
irreponibilis, hernia inkarserata, hernia strangulata.
2.4. Patofisiologi
Hernia
berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk
yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan
suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak
cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi
dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan.
Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal,
kemudian terjadi hernia.
Karena organ-organ selalu melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat
dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka
berbahaya dandapat menyebabkan ganggren.
2.5. Manifestasi
klinis
Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil
atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat
benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan
atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
2.6. Pemeriksaan
Penunjang
1.
Laparoskopi
Untuk
menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang berlawanan
atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
2.
Pemeriksan darah lengkap DL lebih spesifik leukosit
10000-18000/ul
3.
EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
4.
USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
5.
Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan hernia menurut cecily. L. Betz (2000)
adalah sebagai berikut:
1.
Penatalaksanaan
medis
a.
Konservatif
·
Reposisi
Adalah tindakan memasukan kembali isi hernia ke
tempatnya. Tindakan ini tidak dilakukan pada hernia inguinal strangulate.
Kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan dengan caratangan kiri
memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arh
cincin dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak
dilakukan pada umur 2 tahun dengan cara menidurkan anak dengan memberikan
sedative dan es di atas benjolan hernia.
·
Bantalan penyangga
Adalah tindakan yang dilakukan hanya bertujuan untuk
menahan hernia yang telah direposisi tidak menyembuhkan dan harus dipasang
seumur hidup, sebaiknya cara seperti ini tidak digunakan karena menimbulkan
komplikasi adalah dapat merusak kulit dan tonus otot disekitar dinding perut.
b. Operatif (
tindakan pembedahan)
Pengobatan
operatif atau tindakan pembedahan merupakan pengobatan satu-satu nya pengobatan
yang rasional pada hernia inguinal lateralis indikasi operatif sudah ditegakkan
begitu diagnosis ditemukan. Pada dasarnya prinsip dasar operasi hernia terdiri
dari herniotomy dan hernioraphy.
·
Herniotomy adalah dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian reposisi. Kantong hernia di jahit, ikat setinggi
mungkin lalu di potong.
·
Hernioraphy, dilakukan tindakan memperkecil
anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
2.8. Komplikasi
1. Hernia berulang,
2. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
3. Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah,
4. Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
5. Setelah herniografi dapat terjadi hematoma,
6. Fostes urin dan feses,
7. Residip,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
2.9. Askep
1. Pengkajian
a. identidas
klien
Nama :................
Umur :.................
Jenis Kelamin :.................
b.
Keluhan Utama:
·
nyeri pada rongga abdomen,
mual muntah.
c. Riwayat Keluarga
·
apakah ada keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
d. Pemeriksaan fisik
·
inspeksi: adanya
pembengkakan atau penonjolan pada dinding abdomen.
·
Palpasi: nyeri tekan pada
abdomen
·
Auskulultasi: Bising usus
jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien tidak nafsu
makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
·
Perkusi : Kembung pada daerah perut, terjadi distensi
abdomen.
2. Diagnosa keperawatan
·
Nyeri b.d. agen pencedera fisik: kompresi saraf,spasme otot.
Ø Tujuan: Nyeri hilang dengan spasme terkontrol.
Ø Kriteria Hasil:
§ Melaporkan
nyeri berkurang atau terkontrol.
§ Mengungkapkan
metode yang dapat menghilangkan nyeri.
§ Mendemonstrasikan
penggunaan teknik relaksasi.
§ Ekspresi
rileks dan tenang
Ø Rencana
Tindakan
§ Kaji tingkat
rasa nyeri meliputi ( catat lokasi, lama, dan faktor penyebab)
§ Minta pasien
untuk menentukan skala 0-10
§ Pertahankan
tirah baring
§ Berikan
posisi senyaman mungkin (semi fowler, fowler atau terlentang)
§ Batasi
aktivitas selama nyeri datang
§ Ajarkan
pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
§ Berikan kesempatan
untuk mengungkapkan masalahnya
§ Kolaborasi
untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
·
Ansietas berhubungan dengan
ketidakadekuatan metode koping
Ø Tujuan:
cemas hilang atau berkurang
Ø Kriteria
hasil:
§ Cemas
berkurang
§ Ekspresi
wajah tenang dan rileks
Ø Rencana
Tindakan:
§
Kaji tingkat kecemasan pasien
§
Tentukan pemecahan masalah yang dilakukan pasien
§
Berikan informasi yang benar dan jawab dengan jujur
pertanyaan pasien
§
Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan
masalahnya
§
Catat perilaku orang terdekat yang bisa meningkatkan
peran sakit
§
Kolaborasi untuk konsultasi ke pelayanan sosial
konselor
·
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan nyeri post operasi
Ø Tujuan: Kebutuhan tidur kembali normal
Ø Kriteria hasil:
§ Meningkatnya
kemampuan untuk tidur.
§ Kualitas dan
kuantitas tidur normal
Ø Rencana Tindakan:
§
Berikan kesempatan untuk beristirahat atau tidur
§
Anjurkan latihan tidur pada siang hari
§
Evaluasi tingkat stress, orientasi sesuai perkembangan
hari
§
Berikan lingkungan yang tenang
§
Batasi pengunjng beri waktu istirahat
·
Kurang pengetahuan tentang
kondisi prognosis,pengobatan dan tindakan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Ø Tujuan : pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan bertambah
Ø Kriteria hasil:
§
Mengungkapkan pemahaman tentang
penyakitnya
§
Melakukan kembali gaya hidup.
§
berpartisipasi dalam pengobatan dan perawatan
Ø Rencana Tindakan:
§
Jelaskan kembali proses penyakit, prognosis, serta
pembatasan kegiatan
§
Berikan informasi tentang berbagai hal tentang
penyakitnya
§
Intruksikan untuk melakukan mekanika perubahan tubuh
§
Diskusikan
mengenai pengobatan dan jelaskan efek sampingnya
§
Diskusikan tentang kebutuhan diet
§
Minta pasien untuk mengulang kembali penjelasan
tentang penyakit, pengobatan dan perawatan nya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hernia
adalah penonjolan dari isi perut dalam rongga normal melalui lubang yang
kongenital ataupun didapat. Hernia dapat terjadi karena lubang embrional yang
tidak menutup atau melebar, atau akibat tekanan rongga perut yang
meninggi.Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi
hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3.2. Saran
kami
menyarankan agar masyarakat lebih sadar dan dapat mengawasi anggota keluarga
akan penyakit hernia yang terjadi karena sebagian dinding rongga lemah yang
merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan
mengenai penyakit hernia.
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoes. E. Marilyn (2000), rencana
asuhan keperawatan, edisi 3, Jakarta: EGC.
Price. A. Silvia (2002), Pathophysiolg
: Clinical Concepts of Disease Processes, (dr. Brahm U. Pendit. dkk:
penerjemah) volume 2, edisi 6, Jakarta: EGC.
Brunner
& Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1, EGC,Jakarta.
At a Glance Ilmu Bedah, Pierce A. Grace. Neil
R.Borley, Penerjemah dr. Vidhia Umami, edisi 3, Jakata, Erlangga.
ramuan tradisional untuk obat asam urat adalah obat yang banyak dicari oleh wanita, dan pria yang berumur di atas 30 tahun, karena banyak yang terkena penyakit asam urat. bahkan sekarang di bawah umur 30 tahun sudah terkena asam urat akut. jika penyakit sudah parah akan mengakibatkan persendian tidak bisa bergerak. tetapi anda tidak usah khawatir, karena sekarang sudah muncul obat untuk asam urat herbal tradisional berkhasiat tinggi. obat asam urat yang alami ampuh dari dulu tradisional ini adalah salah satu obat herbal asam urat dan kolesterol menahun tradisional berkhasiat tinggi, dan obat asam urat herbal tradisional terbaik alami ampuh dari dulu. tidak hanya bisa dijadikan untuk obat asam urat dan testimoni penderita asam urat, tetapi bisa juga mengobati kolesterol tinggi.
BalasHapusjika anda mencari obat untuk mengobati asam urat dan kolesterol tinggi, disini tempatnya menjual cari obat untuk mengobati asam urat paling ampuh. sedikit bahasan tentang jual herbal obat untuk penyakit asam urat, obat untuk mengobati asam urat tanpa zat kimia ini adalah obat untuk penyakit asam urat terbaik tanpa zat kimia. jika anda sudah bosan dengan obat kimia, jangan khawatir karena ini adalah obat tradisional untuk penyakit asam urat akut tanpa zat kimia. produk kami menjual obat asam urat kualitas terjamin terbaik. banyak yang sudah menggunakan info tentang obat untuk penyakit asam urat dan memberikan testimoni yang positif.
Thank you for the information and content is a good article Obat Herbal Asam Urat
BalasHapusthank you for the information, visit my website at obat gondok
BalasHapus