Selasa, 09 Desember 2014

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Peningkatan dan pemantapan peran perawat saat ini menjadi tuntutan masyarakat, baik dalam layanan kesehatan pada umumnya maupun pelayanan keperawat pada khususnya. Tanggung jawab profesi seiring dengan interdepensi dengan profesi lain dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh, terpadu dan terintegrasi., perawat saat ini di tuntut untuk mandiri  bukan hanya menerapkan teori tetapi juga perawat harus memili keterampilan yang memadai.
Perawat wajib memberikan pelayanan yang prima, efisien dan efektif dan produktif kepada masyarakat. Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dan diberikan kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan Model Praktik Keperawatan Profesional. Pendekatan manajemen merupakan pilar pertama MPKP yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang terintegrasi.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
2.      TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di buat untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep   manajemen keperawatan dalam  bidang  kesehatan, khususnya bidang keperawatan.









BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN
a.       Pengertian manajemen
Grant dan Massey (1999) mengatakan manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang difokuskan pada produksi dan hal lain untuk menghasilkan keuntungan sedangakan Gillies (1986) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Nursalam, 2013).
b.      Pengertian manajemen keperawatan
Gillies (1986) mengartikan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung.
Proses keperawatan pada manajemen keperawatan terdiri atas pengumpulan data, isentifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil, karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan dengan proses keperawatan (Nursalam, 2013).
2.      FUNGSI MANAJEMEN
Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orng yang terlibat didalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh karena itu diperlukan adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. 
Ada 4 fungsi manajemen yang harus diperhatikan yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Untuk lebih jelasnya keempat fungsi tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:



a.       Perencanaan
Perencanaan adalah suatu keputusan yang dibuat untuk masa yang akan datang. Perencanaan disini maksudnya untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang  di butuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas kerja staf, serta menegakakn kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah di tetapkan (Nursalam, 2013).
Suarli dan Bahtiar berpendapat secara umum perencanaan dapat ditinjau dari segi proses, fungsi dan keputusan.
1)      Proses: pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untuk mencapai tujuan.
2)      Fungsi: kepemimpinan dengan kewenangan yang dapat mengarahkan kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi.
3)      Keputusan: apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
b.      Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas atau organisasi merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yan gteratur dan sistematis untuk mencapai tujuan terrtentu.
1)      Ciri-ciri organisasi
a)      Terdiri atas sekelompok orang
b)      Adanya kegiatan berbeda tetapi saling berkaitan
c)      Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha
d)     Adanya kewenangn, koordinasi, dan pengawasan
e)      Adanya tujuan
2)      Proses pengorganisasian
Proses pengorganisasian dibagi menjadi dua pokok analisis yaitu:
a)      Analisis tujuan organisasi
b)      Analisis jabatan
3)      Bentuk dan tipe pengorganisasian
a)      Dasar pengorganisasian
(1)   Pengelompokan kerrja berdasarkan fungsi
(2)   Pengelompokan kerja berdasarkan proses
(3)   Pengelompokan kerja berdasarkan pelanggan/klien
(4)   Pengelompokan kerja berdasarkan produk
(5)   Pengelompokan kerja berdasarkan wilayah/daerah
b)      Bentuk organisasi
Bentuk organisasi terbagi menjadi 4 yaitu:
(1)   Organisasi lini ( line organization)
(2)   Organisasi lini dan staf  ( line and staff orfanization )
(3)   Organisasi fungsi ( function organization )
(4)   Kepanitiaan ( committee)
c)      Tipe organisasi
Tipe organisasi terbagi menjadi tiga yang diillustrasikan dalam bentuk piramida, yaitu piramita mendatar, piramida kerucut dan piramida terbalik.
c.       Penggerakan
Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
Ada 3 tipe penggerakan yang dapat dijadikn bahan acuan yaitu kepemimpinan, motivasi kerja serta KISS dan komunikasi.
1)      Kepemimpinan
a)      Pola dasar kepemimpinan
(1)   Kepemimpinan formal, yaitu kepemimpian yang bersifat resmi dalam organisasi yang diatur sesuai dengan pangkat,  jabatan,  hierarki dan struktur dalam organisasi.
(2)   Kepemimpinan informal, yaitu kepemimpian yang tidak didasarkan atas hierarki, akan tetapi berdasarkan pada pengakuan nyata dari orang-orang disekitarnya karena kemampuan memikat, kemampuan ilmu, dan lain-lain.
b)      Komponen peristiwa kepemimpinan
(1)   Pemimpin: nilai, ketrampilan, gaya/tipe kepemimpianan serta persepsi terhadap diri dan perannya.
(2)   Pengikut: kesiapan untuk dipengaruhi, kepercayaan, pada pemimpinserta pengalaman kerja sama.
(3)   Situasi: harapan, system control, struktur tugas, waktu dan budaya kerja.
(4)   Proses komunikasi: tingkat keterbukaan
(5)   Tujuan-tujuan: tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
c)      Tipe kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpianan yaitu otokratis, paternalistis, militeristis, karismatis, demoktratis dan liberalis (laisses faire).
d)     Figure kepemimpinan
(1)   Berpendidikan dan berpengalaman dalam subtansi tugas dan tanggung jawabnya.
(2)   Berbudi luhur seperti: tidak sombong, mampu membaca keadaan, menjunjung tinggi hokum dan konstitusi Negara, demokratis, tegas dalam bertindak, arif dan bijaksana dan lain-lain.
2)      Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah dorongan yang membuat seseorang mau melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Motivasi kerja dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a)      Jenis motivasi
(1)   Motivasi eksternal: motivasi yang berasal dari luar seperti ditugaskan oleh pimpinan.
(2)   Motivasi sosial: norma masyarakat
(3)   Motivasi internal: prakarsa/kehendak sendiri
b)      Factor motivasi
(1)   Pengakuan sebagai seorang manusia
(2)   Pengakuan yang adil dan pantas
(3)   Ada jaminan kerja
(4)   Kondisi lingkungan kerja baik
(5)   Kebanggaan
(6)   Pengetahuan yang memadai dan lain-lain.
c)      Factor demotivator
(1)   Sikap atau kondisi lingkungan tidak cocok
(2)   Tidak adanya bantuan dari pemimpin
(3)   Perintah atasan seenakknya
(4)   Sasaran yang terlalu tinggi
(5)   Kekurangan perralatan dan bahan kerja
(6)   Penghargaan yang tidak memadai
3)      KISS dan Komunikasi
KISS disi maksudnya yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi sedangkan komunikasi merupakan pengembanan. Berikut ini penjelasan:
(1)   Koordinasi: pola kerja sama yang merupakan satu kesatuan yang teratur. Koordinasi terdiri atas koordinasi vertika, horizontal dan diagonal/fungsional.
(2)   Integrasi: kesatuan terpadu dalam suatu system kerja yang bertujuan untuk efisiensi.
(3)   Sikronisasi: penyesuaian dan penyelarasan gerak pekerrjaan-pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(4)   Simplikasi: penyederhanaan proses dan prosedur kerja untuk penghematan dalam arti luas.
(5)   Komunikasi: untuk mewujudkan KISS maka factor komunikasi sangat berperan. Untuk menciptakan komunikasi yang baik diperlukan arus komunikasi yang lancar.
d.      Pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk mengetahui apakah pelaksaanaan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan denga rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
1)      Maksud dan tujuan pengawasan
Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan ketidaksesuaian yang dapat mengakibatkan tujuan/sasaran organisasi tidak terrcapai dengan baik, karena pelaksanaan pekerjaan/kegiatan tidak efisien dan tidak efektif.
2)      Guna pengawasan
(1)   Mencegah terjadinya penyelewengan, penyalahgunaan wewengan, pemborosan dan kerugian dalam organisasi.
(2)   Meningkatkan rasa tanggung jawab orang yang melakukan pekerrjaa.
(3)   Memperbaiki kesalahan, penyelewengan, dan penyalahgunaan wewengan yang telah terjadi.
(4)   Mendidik setiap orang agar bekerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
3)      Macam dan tipe pengawasan
(1)   Dilihat dari kedudukan unt pengawasan terdiri dari pengawasan dari dalam dan pengawasan dari luar.
(2)   Dilihat dari sasarannya terdiri dari pengawasan preventif, dan pengawasan represif.
(3)   Dilihat dari tugasnya terdiri dari pengawasan politis/pengawasan masyarakat, dan pengawasan fungsional.
3.      PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a)      Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b)      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c)      Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d)     Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e)      Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f)       Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g)      Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h)      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i)        Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat– perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.



























BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan
2.      HARAPAN
Semoga untuk kedepannya manajemen keperawatan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar