Senin, 08 Desember 2014

PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK REMAJA dengan hipertensi



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.




B.     PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan keluarga pada Tn. N diprioritaskan pada diagnosa keperawatan pertama yaitu nyeri kepala Ny. H berhubungan dengan KMK merawat Ny. H dengan hipertensi.
C.    TUJUAN
a.      Tujuan Umum
Keluarga Tn. N mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui pengkajian yang akan dilakukan dan pemberian asuhan keperawatan keluarga.
b.      Tujuan Khusus
·         Mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. N.
·         Menganalisa dan merumuskan masalah keperawatan yang terjadi pada keluarga Ny. N kemudian menentukan prioritas masalah melalui skoring keluarga.
·         Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk keluarga Tn. N.
·         Memberikan implementasi pendidikan kesehatan dan memberikan fasilitas perawatan kesehatan.
·         Mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga Tn. N.
D.    MANFAAT
a.      Keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan sendiri, sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan keluarga yang optimal.
b.      Mahasiswa
a.       Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa menyelesaikan masalah kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan keluarga.
b.      Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga dengan berfikir kritis melalui asuhan keperawatan keluarga.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Konsep Keluarga
a.      Defenisi Keluarga
Menurut Depkes RI tahun 1988, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan, dan menurut bBailon dan Maglaya pada tahun 1978 keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dimana merreka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Jadi keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana dua orang atau lebih tinggal secara bersama dengan ikatan perkawinan yang sah, ada hubungan darah atau merupakan adopsi dimana mereka saling berinteraksi dan saling ketergantungan serta mempunyai peran yang berbeda-beda atau tersendiri.

b.      Stuktur Keluarga
·         Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
·         Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
·         Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
·         Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
·         Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga memiliki ciri-ciri yaitu :
·         Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
·         Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
·         Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

B.     Konsep Usia Remaja
a.      Pengertian Usia Remaja
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), Usia Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

b.      Tugas Perkembangan
      Adapun tugas perkembangan keluarga pada usia pertengahan antara lain:
1.      Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2.      Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3.      Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4.      Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

C.    Konsep Hipertensi
a.      Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )  Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

b.      Etiologi Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ).
1.      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2.      Hipertensi  sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2.      Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur       ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras (    ras    kulit   hitam   lebih  banyak dari kulit putih )

3.      Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

c.       Manifestasi Klinis
·         Sakit kepala atau pusing
·         Peningkatan tekanan darah
·         Rasa berat di tengkuk / kuduk
·         Kelelahan
·         Gelisah
·         Muka pucat
·         Mata berkunang kunang
·         Epitaksis
·         Telinga berdengung
·         Susah tidur
·         Mudah marah

d.      Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
e.       Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.( Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.      Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
*      Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
§  Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
§  Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
§  Penurunan berat badan
§  Penurunan asupan etanol
§  Menghentikan merokok
§  Diet tinggi kalium
*      Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
§  Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
§  Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
§  Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona       latihan.
§  Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
*      Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
§  Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek   tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan       biofeedback     terutama    dipakai   untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
§  Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
*      Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.      Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi :
·         Step 1  : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
·         Step 2  : Alternatif  yang bisa diberikan
ü  Dosis obat pertama dinaikan
ü  Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
ü  Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
·         Step 3   : alternatif yang bisa ditempuh
ü  Obat ke-2 diganti
ü  Ditambah obat ke-3 jenis lain
·         Step 4   : alternatif pemberian obatnya
ü  Ditambah obat ke-3 dan ke-4
ü  Re-evaluasi dan konsultasi



3.      Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan                          ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
·         Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya.
·         Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya.
·         Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas.
·         Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter.
·         Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu.
·         Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita.
·         Ikut sertakan keluarga penderita dalam proses terapi
·         Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
·         Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
·         Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
·         Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
·         Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
·         Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
·         Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.



























BAB III
PRE PLANNING
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK REMAJA
      
Pertemuan I (Fase Pengkajian)                               Hari/tanggal: Minggu/ 23 Maret 2014

A.       Latar Belakang
Pada pertemuan yang akan dilaksanakan pada hari minggu, 23 Maret 2014. Mahasiswa STIKes FORT DE KOCK akan melakukan pengkajian pada keluarga Tn. N dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja. Pada pengkajian ini perawat akan mengkaji data umum, riwayat dan tahap perkembangan, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, serta harapan dari keluarga untuk kelengkapan dalam menentukan masalah keperawatan yang mungkinterjadi pada keluarga Tn. N.

B.  Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x45 menit diharapkan didapat data-data kesehatan keluarga Tn. N.
2.      Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x45 menit didapatkan data tentang:
a.       Data sosial budaya
b.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c.       Lingkungan
d.      Struktur keluarga
e.       Fungsi keluarga
f.       Stress dan koping keluarga pemeriksaan fisik
g.      Harapan keluarga
C. Rancangan Kegiatan
a.       Metode                        : diskusi dan wawancara
b.      Media dan Alat           : format pengkajian keluarga, alat tulis, nursing kit
c.       Hari/Tanggal               : Minggu/23 Maret 2014
d.      Tempat                        : Jln.
e.       Waktu                         : 1x45 menit
f.       Strategi pelaksanaan   :
no
Waktu
Kegiatan Mahasiswa
Respon Keluarga
1
5 menit
Orientasi
§  Mengucapkan salam
§  Perkenalan
§  Mengingat kontrak waktu dan tujuan pertemuan
§  Menanyakan kesediaan keluarga

§  Menjawab salam
§  Mendengarkan
§  Menyepakati kontrak waktu & tujuan pertemuan
§  Keluarga bersedia
2
30 menit
Kerja
§  Melakukan pengkajian tentang:
ü  Data sosial keluarga
ü  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
ü  Lingkungan
ü  Struktur keluarga
ü  Fungsi keluarga
ü  Stress dan koping keluarga
ü  Pemeriksaan fisik
ü  Harapan keluarga
§  Memberi pujian dan semangat pada hal-hal positif yang ada dalam keluarga

§  Mendengarkan dan menyimak
§  Menanggapi
§  Menjawab pertanyaan
3
10 menit
Terminasi
§  Menyampaikan kesimpulan
§  Menyusun kontrak selanjutnya
§  Menjelaskan tujuan kontrak yang akan datang
§  Mengucapkan salam

§  Mendengarkan
§  Menyetujui kontrak selanjutnya
§  Menjawab salam

D.  Kriteria Evaluasi
a.       Evaluasi struktur
§  Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana
§  Keluarga bersedia menerima mahasiswa
§  Menyiapkan media satu hari sebelum pelaksanaan
b.      Evaluasi proses
§  Keluarga dapat menyambut dengan ramah
§  Situasi mendukung tidak ada gangguan
§  Keluarga dapat berpartisipasi aktif selama kegiatan
§  Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
c.       Evaluasi hasil
§  Didapatkan data-data keluarga sesuai dengan TUK minimal 80% dapat terkaji.

PENGKAJIAN KELUARGA
(TAHAP I)
1.      PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Minggu tanggal 23 Maret 2014 pada jam 15.00 sampai jam 15.45 WIB dirumah Tn. N
a.      Data Umum
1.      Nama KK         : Tn. N
2.      Alamat              : Bukittinggi
3.      Pekerjaan          : Pedagang
4.      Pendidikan       : SMA
5.      Komposisi Keluarga
No
Nama
JK
Hub dg KK
Umur
Pendidikan
pekerjaan
Status Imunisasi
1
Ny. H
P
Istri
45
SMA
IRT
-
2
An. C
L
Anak
17
SMA
Pelajar
-
3
An. A
P
Anak
14
SMP
Pelajar
-
      
       Genogram:
Oval: 45
50
 
                                          

 



Keterangan :
                               : laki-laki


 
                               : Perempuan


 
                               : Pasien


 
                               : Tinggal serumah
6.      Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini merupakan tipe keluarga inti karena terdiri dari ayah, ibu dan anak.
7.      Suku Bangsa
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan suku melayu asli Riau. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga Tn. N adalah bahasa melayu, minang dan bahasa indonesia.
8.      Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. N adalah agama islam, keluarga Tn. N menjalankan ibadah atau perintah agama cukup taat dan rajin mengikuti acara keagamaan seperti solat berjamaah, pengajian dan lain-lain.
9.      Status Sosial Ekonomi
Penghasilan kotor keluarga Tn. N kira- kira Rp. 400.000,- ribu perhari  diperoleh dari hasil penjualan mie bakso. Uang dari hasil penjualan mie bakso dipergunakan oleh keluarga Tn. N untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan  sisanya ditabung untuk biaya pendidikan anak-anak dan untuk biaya kesehatan. Barang-barang yang ada dirumah kelurga Tn. N cukup lengkap seperti Kulkas, televisi, lemari besar diruang tengah, satu set kursi dan lain-lain.
10.  Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. N jarang melakukan rekreasi keluarga karena Tn. N sibuk berjualan dan terkadang Ny. H membantu suaminya berjualan, Namun ketika sebelum makan malam Keluarga Tn. N menyempatkan untuk menonton televisi bersama atau bercengkrama. Keluarga Tn. N berinteraksi dengan tetangganya ketika sore hari pada saat sedang santai, namun Tn. N jarang hadir karena Tn. N merasa Keletihan berjualan dari jam 11.00 sampai jam 17.00 WIB.
b.      Pengkajian dan Tahap Perkembangan Keluarga
11.  Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. N berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.
12.  Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 17 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMA dan SMP. Tn. N dan Ny. H mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.
13.  Riwayat kesehatan keluarga inti
Ny.H  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.H  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu, sedangkan Tn.N dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
14.  Riwayat kesehatan sebelumnya
Ny. H adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.H masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn. N adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.N meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

c.       Pengkajian Lingkungan
15.  Karakteristik rumah
Luas rumah 110 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 10 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar mandi, dan satu dapur, merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.             

10
 
Denah rumah:                          










9
 

 







                  











 
Keterangan :
1: kamar tidur 1
2: kamar tidur 2
3: kamar tidur 3
4: dapur
5: ruang tamu
6: ruang keluarga
7: kamar mandi & WC 1
8: kamar mandi & WC 2
9: sumur
10: tempat pembuangan



16.   Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn.N  bertetangga dengan beberapa keluarga petani, satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Tn. N beragama islam dan bersuku melayu meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
17.  Mobilitas geografis keluarga
Semenjak menikah sampai sekarang Tn. N dan Ny.H tidak pernah bepindah-pindah tempat.
18.  Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Keluarga Tn. N  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Tn.N  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.H aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.
19.  Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.N  mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.H dan Tn.N juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.H dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaitu 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
d.      Struktur keluarga
20.  Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. N dan Ny. H melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.H adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anaknya tapi Tn.N sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika mereka salah.
21.  Struktur kekuatan keluarga
Ny.H adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.N menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
22.  Struktur peran
§  Tn. N sebagai kepala keluarga bertanggung jawab sebagai suami, ayah dan sebagai pencari nafkah.
§   Ny. H sebagai IRT yang bertanggung jawab sebagai istri, ibu dan sebagai pembantu mencari nafkah.
§   An.C sebagai anak pertama sekolah di SMA kelas 3.
§  An. A sebagai anak kedua sekolah di SMP kelas 1.
23.  Nilai dan norma keluarga
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.H  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
e.       Fungsi Keluarga
24.  Fungsi afektif
Ny.H dan Tn.N menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
25.  Fungsi sosialisasi
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
26.  Fungsi perawatan keluarga
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.N meskipun secara awam,saat Ny.N kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.N sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
27.  Fungsi reproduksi
Ny.H dan Tn.N mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.H masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.


28.  Fungsi ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.H sakit karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
f.       Stress Dan Koping Keluarga
29.  Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.H sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan anak-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.N hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
30.  Strategi koping yang digunakan
Keluarga Ny.H dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.
31.  Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.
g.      Pemeriksaan Fisik
                       
No
Pemeriksaan
Fisik
Tn. N
Ny.H
An. C
An. A
1
Kepala
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
Simetris,tidak ada ketombe,Rambut sedikit kusut
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
2.
Leher
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
3.
Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
4.
Telinga
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
5.
Hidung
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
6.
Mulut
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi habis ½.
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
7.
Dada
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
8.
Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
9.
TTV dan ekstremitas
 TD : 120/80 mmHg,
N : 74x/m,
S : 360C
R: 20x/m

 
TD : 160/100 mmHg, 
N : 100x/m,
S : 36,50C
R: 20x/m
TD: 110/80 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 84 x/mnt
S: 36OC
TD: 105/63 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 72 x/mnt
S: 360C



   

h.      Harapan Keluarga
Keluarga berharap Ny.H dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.







PENGKAJIAN
TAHAP II

1.      Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui sedikit tentang penyakit di keluarganya seperti penyebab dan tanda gejalanya.
2.      Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan Ny. H sering pusing dan keluarga mengingatkan kepada Ny.N agar istirahat.
3.      Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah membeli obat diwarung dan jika sakitnya berlanjut segera dibawa ke dokter desa atau puskesmas terdekat.
4.      Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan setiap hari membersihkan lingkungan rumahnya, dan limbah keluarga langsung ke saluran di belakang rumah, pembuangan sampah ditampung di tong sampah dan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
5.      Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
Keluarga Ny.N mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke dokter, dan jika perlu rujukan dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.













BAB IV
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1.      ANALISA DATA
No
Data
Masalah/Dx Keperawatan
1.
DS:
§  Ny. H mengatakan sering pusing.
§  Ny. H mengatakan merasa berat dan sakit pada pundaknya.
§  Ny.H mengatakan mudah lelah.
§  Ny.H mengatakan sering mual muntah dan nafsu makan menurun
DO:
§  Ny. H berumur 45 tahun
§  TD 160/100 mmHg
§  Ny. H terrlihat pucat
.     Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H keluarga Tn.N b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.

2
DS:
§  Keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit yang diderita Ny.H
§  Keluarga mengatakan Ny. H sering gelisah
DO:
§  Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan dengar benar tentang pengertian, pengobatan, pencegahan dan penyebab.
§  Keluarga terlihat bingung
Keluarga bertanya makanan apa saja yang harus dihindari
Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. H b.d KMK mengenal masalah kesehatan
3
DS:
§  Ny. H mengatakan jarang berolahraga
§  Ny. H mengatakan suka mengkonsumsi makanan yang berlemak seperti gorengan dan berbumbu santan.
DO:
§  Ny. N terlihat lemas
§  TD: 160/100mmHg
Hipertensi pada Ny.H keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

2.      Perumusan Diagnosa Keperawatan
a.       Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H keluarga Tn.N b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
b.      Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. H b.d KMK mengenal masalah kesehatan.
c.       Hipertensi pada Ny.H keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
3.      Prioritas Massalah
a.       Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H keluarga Tn.N b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah (bobot 1)
Skala:
3: aktual
2:resiko
1:sejahtera
2/3x1 = 2/3
keluarga dan Ny. H mengetahui bahwa Ny. H sering mual muntah sehingga nafsu makan Ny.N menurun
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala:
2: mudah
1: sebagian
0: tidak dapat
1/2x2 = 1
Keluarga mengatakan Ny.H malas sekali melakukan olah raga, kecuali jika dipaksa oleh anak-anak dan suaminya.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
Skala:
3: tinggi
2: cukup
1: rendah
2/3x1 = 2/3
Keluarga mengatakan Ny.H suka makan makanan yang berlemak dan susah untuk di cegah.
Menonjolnya masalah (bobot 1)
2: berat, segera ditangani
1: tidak perlu segera ditangani
0: tidak dirasakan
1/2x1 = 1/2
Keluarga mengatakan Ny.H cukup sering mengalami pusing dan mata berkunang-kunang.
Total
2 5/6


b.      Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. H b.d KMK mengenal masalah kesehatan
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah (bobot 1)
Skala:
3: aktual
2:resiko
1:sejahtera
2/3x1=2/3
Ny.H mengatakan cukup sering merasa pusing dan mata berkunang-kunang dan Ny. H pernah hampir jatuh dirumah karena susah melihat akibat dari mata berkunang-kunang.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala:
2: mudah
1: sebagian
0: tidak dapat
1/2x2=1/2
Keluarga mengatakan jika Ny.H merasakan pusing yang hebat dan tidak dapat diatasi dengan istirahat maka Ny.H akan dibawa ke puskesmas atau RS terdekat.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
Skala:
3: tinggi
2: cukup
1: rendah
2/3x1=2/3
Ny. H mengatakan sudah mulai mengurangi mengonsumsi makanan yang berlemak agar penyakitnya tidak bertambah parah.
Menonjolnya masalah (bobot 1)
2: berat, segera ditangani
1: tidak perlu segera ditangani
0: tidak dirasakan
2/2x1=1
Ny. H mengatakakan penyakitnya mengganggu aktifitasnya sehingga menyusahkan keluarga.
Total
2 5/6


c.       Hipertensi pada Ny.H keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah (bobot 1)
Skala:
3: aktual
2:resiko
1:sejahtera
3/3x1=1
Ny.H mengatakakan penyakitnya mengganggu aktifitasnya sehingga menyusahkan keluarga.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala:
2: mudah
1: sebagian
0: tidak dapat
1/2x2=1
Keluarga Tn.N mengatakan Ny.H sudah cukup sering berolahraga.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
Skala:
3: tinggi
2: cukup
1: rendah
2/3x1=23/3
Ny.H mengatakan aktivitasnya terganggu.
Menonjolnya masalah (bobot 1)
2: berat, segera ditangani
1: tidak perlu segera ditangani
0: tidak dirasakan
2/2x1=1
Ny. H mengatakan capek dengan penyakitnya yang tidak kunjung sembuh-sembuh dan mengganggu gerakannya sehingga menyusahkan keluarga.
Total
3 2/3


               Maka prioritas masalahnya sebagai berikut:
              
No
Diagnosa keperawatan
Skore
1
Hipertensi pada Ny.H keluarga Tn.N b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
3 2/3
2
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H keluarga Tn.N b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2 5/6
3
Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. H b.d KMK mengenal masalah kesehatan
2 5/6










BAB V
PEMBAHASAN

            Pada tahap perkembangan keluarga dengan aak usia remaja merupakan tahap yang paling sulit, dimana seorang anak usia remaja harus mempersiapkan diri menjadi usia dewasa muda dan pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini orang tua biasanya telah mengalami penyakit-penyakit tertentu sehingga dapat mempersulit anak dalam melewati tahap ini. Penyakit-penyakit yang diderita oleh orang tua pada tahap keluarga ini biasanya hipertensi, diabetes dan gejala rematik yang sudah terlihat.

            Masalah kesehatan keluarga dengan tahap perkembangan ini memiliki kesulitan tersendiri karena si anak biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya.
           
            Tugas tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja dimulai ketika anak pertama berumur 13 tahun. Tugas perkembangannya adalah Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya, Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga, Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan, Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga merupakan tugas utama keluarga dalam tahap ini.

            Pada saat pengkajian PjBL di keluarga Tn. N yang berada pada tahap perkembangan usia anak remaja tidak ada masalah tugas perkembangan yang belum diselesaikan  jadi masalah lebih difokuskan untuk membahas masalah asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi yang diderita oleh Ny.H.








BAB VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastolik > 90 mmHg dan sistolik > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik).
Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

B.     Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

           











DAFTAR PUSTAKA

Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Santhopo. Marcia dan Ruth N. Knollmueller. 2007. Keperawatan Komunitas, Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC









Tidak ada komentar:

Posting Komentar